Bayangkanlah aku adalah seekor burung
Dan kini aku mulai mengepakkan sayap-sayapku
Kemanapun itu, yang ku inginkan saat ini hanyalah "TERBANG"
Setinggi-tingginya untuk kemudian melayang tenang di atas sana...
Diantara udara yang menopang dua sayapku yang membentang megah
Tidakkah kamu ketahui?
Saat berada diantara udara aku merasakan kesejukan, ketenangan...
Tidak ada bayang wajahmu yang mampu terlihat nyata, jelas...
Bahkan teriakan mu sekalipun, tak kan terdengar olehku...
Sebab udara seakan berkumpul dan menutup lubang-lubang telingaku
Aromamu? angin telah mengaburkannya !
Dan jejakmu...Tak terbaca olehnya !
Tapi saat sayap itu memegah dengan begitu cantik dan tenangnya,
Sekejap saja datang dari dataran bumi peluru-peluru yang merantau sampai ke lapisan udara yang kusinggahi...Kencang, tepat menembus sayap-sayapku~
HANCUR !!!
Itulah yang terjadi...
Sentuhan peluru-peluru itu telah merusak sayap-sayapku...
Tak butuh waktu lama untuk kemudian aku terjatuh tak beraturan...
Menjauhi "atas sana" tempat ku bersama kerumunan udara yang menenangkan~
Kini aku kembali terjatuh...
Berada di dataran,
Menemukan kembali luka yang lama tak tersapa...
Berkaca pada genangan air yang terus memantulkan bayang wajahmu dan "dia"
Bahkan hanya itu yang dapat kuminum untuk melegakan seisi tenggorokanku yang mulai tandus,
Melihatnya saja membuat ku begitu terluka,
Mengapa aku harus juga menelannya???
Tidak kah hal itu akan "mengikis" hatiku tanpa "mengikis" rasa yang selalu saja "terlanjur"
Terlanjur aku miliki...
Terlanjur aku rasakan...
Terlanjur aku sayangkan...
**** ****** ****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar